5+ Kesalahan Fatal Investasi Crypto Bitcoin Dilakukan Pemula

Banyak kesalahan yang umum dilakukan pemula saat investasi trading mata uang kripto. Apa kesalahan fatal dalam investasi kripto dan bitcoin ? Pahami agar bisa terhindar dan dapat mendulang cuan.

Kripto sudah tidak bisa dibendung. Minat atas jenis aset digital ini meningkat pesat dan semakin lama semakin besar.

Banyak yang tertarik dan mulai menempatkan uang mereka ke dalam aset kripto, seperti Bitcoin, Ethereum atau alternatif koin, seperti Solana, Cardano.

Namun, karena kripto merupakan instrumen baru, tidak sedikit orang yang melakukan kesalahan dan menderita  kerugian investasi. Kerugian, yang sebenarnya, bisa dihindari.

Berikut ini adalah kesalahan yang banyak dilakukan pemula dalam trading atau investasi koin kripto. Semoga belajar dari kesalahan – kesalahan ini, kita bisa untung berinvestasi di aset digital ini.

1. Tidak Melakukan Riset Sendiri

Mantra di dunia kripto adalah DYOR – Do Your Own Research. Lakukan riset sendiri.

Kita diminta untuk memahami dan mempelajari baik – baik cryptocurrency, khususnya soal cara kerja dan resiko yang mungkin timbul. Dengan memahaminya dengan baik, kita bisa mengukur apakah instrumen ini sesuai dengan selera risiko yang kita miliki atau tidak.

Karena kripto ini adalah jenis aset yang baru. Banyak hal, kita belum ketahui dan perlu belajar memahaminya dengan baik.

Apalagi sifat aset kripto yang terdesentralisasi, membuatnya mudah diciptakan oleh pihak manapun. Berbeda, misalnya, dengan aset yang tersentralisasi, yang ada pihak yang punya otoritas, yang mengeluarkan dan mengawasi perjalanan aset tersebut.

Jadi, kemungkinan scam di kripto cukup tinggi. Ini ibaratnya wild wild west, kalau di Amerika.

Banyak sekali peluang, tetapi juga banyak resiko. Karenanya, riset jadi penting untuk kita yakin sebelum masuk ke investasi kripto.

Tanpa riset yang kuat, kita jadi mudah goyang, terombang-ambing, saat harga berfluktuasi. Akibatnya, membeli aset kripto di saat salah dan menjual aset kripto di saat panik.

Jika punya keyakinan kuat, yang lahir dari DYOR, fluktuasi harga crypto tidak akan mempengaruhi keputusan investasi. Bahkan, saat harga turun, justru kita membeli lagi lebih banyak karena tahu bahwa aset tersebut memang layak dikoleksi.

2. Tidak Pakai Uang Dingin

Kita harus tahu bahwa kripto punya resiko yang tidak kecil. Bisa dilihat dari tajamnya fluktuasi harga crypto di pasar.

Banyak orang karena dorongan ingin untung cepat, all-in di kripto. Semua uangnya dimasukin ke instrumen ini.

Istilahnya tidak pakai uang dingin. Uang sekolah atau belanja bulanan pun diinvestasikan ke kripto karena tergiur potensi kenaikkan harga.

Begitu harga turun, yang mana pasti terjadi, panik karena uang yang diinvestasikan perlu segera digunakan. Akhirnya orang harus menjual aset kripto di saat yang salah.

Yang lebih parah lagi, uang tersebut tidak bisa kembali, keburu tergerus anjloknya harga. Sekolah anak, rencana keuangan, jadi kena imbas akibat cara investasi kripto yang salah.

Penting menggunakan uang dingin. Uang yang tidak dibutuhkan dalam jangka pendek atau uang yang kita siap hilang.

Dengan menggunakan uang dingin, proses investasi menjadi lebih tenang. Kita jadi bisa mengambil keputusan dengan lebih hati – hati, dengan kepala dingin, tidak diburu – buru harus cepat untung. Tidak juga dihantui kekhawatiran bahwa investasi akan rugi.

3. Tidak Diversifikasi Portfolio

Tidak melakukan diversifikasi. Semua uang ditaruh di asset kripto.

Mungkin ini karena fenomena FOMO – Fear of Missing Out. Takut ketinggalan kereta, melihat harga kripto melonjak dalam waktu singkat dan ingin untung cepat.

Diversifikasi portofolio adalah langkah yang harus dilakukan dalam berinvestasi. Ini sudah jadi patokan bahwa jangan menaruh semua uang di satu instrumen, apalagi yang resikonya sangat tinggi.

Bitcoin sangat menarik sebagai instrumen investasi. Return-nya tinggi, sangat likuid, mudah diperdagangkan dan sangat populer.

Tapi, resikonya juga sangat tinggi. Fluktuasi harga Bitcoin bisa sangat ekstrim.

Bentuk kehati – hatian kita adalah dengan tidak menaruh semua uang di Bitcoin. Taruh sebesar yang kita sanggup untuk kehilangan.

4. Tidak Sabar, Maunya Cepat Untung

Kenapa ketidaksabaran jadi sumber masalah ?

Sebenarnya, kesabaran tidak hanya dibutuhkan di kripto, tetapi juga di semua instrumen investasi. Alasannya simpel, investasi butuh proses, tidak bisa instant.

Dalam kasus kripto, kesabaran lebih dibutuhkan lagi karena project di kripto masih sangat sangat awal. Projek – projeknya masih sedang dibangun.

Jadi, masih banyak proyek kripto yang sedang berkembang. Bukan produknya jelek, bukan, tapi masih di proses.

Proyek kripto yang merupakan software development pasti butuh waktu untuk dikembangkan. Tidak bisa cepat.

Kalau produk kripto dibuat cepat, instan, pasti muncul masalah di belakang hari. Bisa scam, error, bug atau hal buruk lainnya.

Masalahnya banyak orang di kripto punya semangat inginnya get-quick-rich, ingin untung cepat. Inginnya, hari ini beli, besok langsung untung.

Keburukkan dari ketidaksabaran dalam investasi adalah tidak bisa meraih keuntungan yang maksimal. Begitu harga turun, langsung jual, tidak sabar menunggu harganya kembali naik.

Kita bisa lihat sejarah harga di Bitcoin dalam 10 tahun terakhir. Harganya tidak naik terus, tapi berfluktuasi sangat luar biasa.

Bayangkan, orang yang tidak sabar, pasti sudah akan menjual Bitcoin di saat harganya anjlok. Akibatnya, kita tahu, mereka yang tidak sabar, tidak bisa menikmati kenaikan harga Bitcoin sampai ribuan persen.

5. Trading Hanya di Satu Exchange

Jual beli aset kripto hanya di satu exchange. Akibatnya, ketika exchange ini bermasalah, uang tidak bisa ditarik.

Banyak kasus exchange kebobolan, yang mengingatkan kita bahwa meskipun sudah banyak tindakan untuk menjaga keamanan exchange dari serangan hacker, tetapi tetap saja terjadi kasus – kasus pembobolan.

Daftar exchange yang kebobolan tidak habis, dari 2011 sampai sekarang 2020, ada saja kejadiannya.

Ketika Bitcoin atau aset kripto yang kita beli disimpan di wallet milik Exchange, maka kita harus betul – betul yakin bahwa sistem keamanan wallet milik exchange tersebut, benar benar solid.

Berbeda dengan simpan uang di bank, yang user dan password dipegang nasabah dan tidak diketahui bank, sementara exchange pegang private key saat kita menyimpan kripto disana.

Salah satu cara mengelola resikonya adalah menaruh investasi Bitcoin di beberapa exchange. Tidak terpatok di satu exchange semata.

Salah satu cara memilih exchange adalah melihat ranking bursa tersebut dari website coinmarketcap. Semakin tinggi rankingnya artinya semakin aktif pula exchange tersebut dan kemungkinan cashflow mereka bagus, sehingga jika terjadi masalah punya capital yang cukup untuk mengatasi masalah semacam peretasan/hacking

6. Pakai Exchange Tidak Berizin

Ada banyak exchange kripto. Yang salah adalah menggunakan exchange yang tidak berizin resmi.

Mungkin tergoda rayuan return yang fantastis atau janji keuntungan yang besar sehingga berinvestasi di exchange kripto tanpa izin yang jelas.

Gunakan exchange yang sudah memiliki tanda terdaftar dari Bappebti. Mereka yang terdaftar ini jelas perusahaannya, punya modal yang cukup dan sudah diseleksi ketat.

Memang ada beberapa exchange Bitcoin terbesar di dunia yang tidak terdaftar di Bappebti. Bisa saja exchange luar negeri ini dipilih, tetapi harus dipastikan bahwa mereka punya izin regulator yang jelas.

7. Koin Hilang di Wallet 

Tidak menyimpan koin kripto di tempat yang aman. Wallet yang digunakan hilang atau dibobol orang.

Kita harus tahu bahwa salah satu sifat kripto adalah terdesentralisasi. Itu artinya penyimpanan kripto menjadi tanggungjawab kita sendiri, tidak ada orang lain yang tahu.

Jadi, kalau seed phrase (kode kata yang digunakan di wallet kripto) hilang maka hilang juga uang kripto yang kita miliki. Dan kita atau siapapun tidak bisa meng-recover uang tersebut, jika seed phare hilang.

Jadi, ini bedanya dengan kita menyimpan di bank. Password hilang, bank masih bisa membantu nasabah untuk menarik uangnya.

Pemilik akan menyimpan bitcoin di wallet, baik yang di exchange atau di wallet milik sendiri. Di dalam wallet tersebut akan disimpan private – key untuk meng-unlock Bitcoin, yang tanpa itu Bitcoin useless.

Persoalan muncul ketika orang lupa password untuk masuk ke wallet. Ini biasanya terjadi ketika orang menyimpan wallet sendiri (tidak di exchange), yang banyak dilakukan saat nilai bitcoin sudah besar, dimana orang mau menyimpan sendiri karena dianggap lebih aman.

Orang menyimpan bitcoin di USB yang tidak terhubung ke jaringan internet, agar tidak bisa di hack. Tetapi, hal ini akan percuma, jika password USB, lupa.

Pastikan menyimpan password atau akses dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya supaya tidak di hack orang lain, tetapi supaya tidak lupa kombinasinya.

Banyak kejadian, private – key tidak hilang, aman sekali, tetapi pemiliknya lupa kombinasinya. Sama seperti punya brankas untuk menyimpan benda berharga, yang kombinasi kunci brankas lupa, sehingga tidak bisa dibuka.

Originally posted 1970-01-01 00:00:00.