Deposito meskipun aman tapi bunganya sangat rendah, tidak sampai 4% setahun. Apa alternatif instrumen investasi lain, yang juga aman, tetapi memberikan bunga lebih tinggi. Saya mensurvey beberapa alternatifnya.
Baru – baru ini, saya membantu teman membuka deposito secara online di aplikasi mobile banking sebuah bank pemerintah.
Saya melihat bunga deposito 3.25% setahun.
Meskipun sudah tahu bahwa bunga deposito itu rendah, tetapi saya kaget juga, tidak menyangka serendah itu. Angkanya borderline dengan rata – rata inflasi.
Dengan bunga serendah ini, orang yang menabung di deposito hanya bisa catch-up sedikit di atas inflasi. Uang di deposito secara riil tidak bertambah.
Namun, saya juga tahu bahwa masyarakat masih sangat banyak yang menempatkan uangnya di deposito. Survey sebuah lembaga keuangan beberapa tahun lalu menunjukan 70% orang menaruh uang di deposito.
Keamanan menjadi pertimbangan utama orang memilih deposito. Orang tidak ingin uangnya hilang ketika melakukan investasi.
Kalau keamanan tujuannya, sebenarnya kita bisa memanfaatkan beberapa instrumen keuangan lain. Tidak harus deposito.
Saya akan membahas beberapa diantaranya. Yang tidak hanya aman, tetapi juga memberikan return diatas deposito.
1. Tabungan Rencana
Bank memiliki produk tabungan rencana atau tabungan berjangka. Jenis tabungan dengan tingkat keamanan yang sama (dijamin LPS), tapi menawarkan bunga lebih tinggi dari bunga tabungan reguler.
Dalam tabungan rencana, nasabah membuat kontrak dengan bank untuk menyetor secara rutin dalam jumlah tertentu selama masa yang disepakati.
Jika selama masa kontrak menabung, nasabah meninggal dunia, bank akan melanjutkan menyetor sampai masa kontrak berakhir. Ini karena ada proteksi asuransi yang diberikan secara gratis oleh bank.
Namun, dalam tabungan rencana, nasabah tidak bisa mencairkan setiap saat, tetapi harus menyelesaikan periode rencana tabungan yang sudah ditetapkan di awal saat kontrak dengan bank.
Jika tabungan rencana di break sebelum jatuh tempo, nasabah harus membayar denda.
Berapa bunga tabungan rencana?
Masing – masing bank memiliki produk tabungan rencana yang berbeda – beda, dengan ketentuan yang juga beragam. Perlu dicek di masing – masing bank, bagaimana skema tabungan rencana yang ada.
Saya cek ke beberapa bank, bunga tabungan rencana sekitar 3% sd 4% setahun. Hanya sedikit diatas deposito, bahkan tidak sedikit yang sama bunganya.
Namun, tabungan rencana punya beberapa keunggulan dibandingkan deposito yaitu:
- Fitur menabung rutin. Ini membantu orang yang masih belum punya uang banyak untuk mulai menabung, bisa mulai dari kecil. Deposito tidak punya fitur ini.
- Asuransi gratis. Fitur asuransi gratis yang memproteksi jika pemilik tabungan meninggal dunia, tidak ada di deposito.
2. ORI (Obligasi Ritel Indonesia)
Bunga ORI mencapai 6% sd 8% setahun. Lebih tinggi dibandingkan deposito.
Tapi tingkat keamanan ORI setara deposito karena dijamin Pemerintah Indonesia.
ORI adalah surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membiayai APBN. Surat utang ini membayar bunga secara rutin dan pokok pinjaman saat jatuh tempo.
Masyarakat bisa membeli ORI dari pemerintah, dengan fitur berikut ini:
(a) Minimum Investasi
Disebut obligasi ritel karena minimum investasi yang terjangkau. Bisa mulai beli ORI dari Rp 1 juta.
Cara kerja ORI hampir sama dengan deposito, yaitu kita beli, lalu setiap bulan akan menerima pembayaran bunga dan menerima pokok saat jatuh tempo.
(b) Cara Beli
Pembelian ORI bisa dilakukan lewat banyak channel. Baik online maupun offline.
Channel online antara lain adalah fintech P2P, seperti Investree, lalu penjualan Reksadana online, seperti Bareksa dan Tanam Duit.
Channel offline antara lain adalah kantor cabang bank yang berperan sebagai agen penjual. Bank masih merupakan tempat utama orang membeli ORI.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pembelian ORI hanya bisa dilakukan saat pemerintah melakukan penjualan di pasar perdana. Penjualan di pasar perdana tidak dilakukan setiap saat.
(c) Likuiditas
Bedanya dengan deposito, ORI punya jangka waktu investasi yang lebih panjang, sekitar 5 tahun. Apakah ORI bisa di break sebelum jatuh tempo ?
Bisa saja, tetapi caranya tidak semudah deposito.
Saat di-break, ORI harus dijual di pasar sekunder lewat broker (pihak yang kita beli pertama kali) dan hasilnya tergantung pada harga ORI di pasar saat kita menjual.
Likuiditas ORI perlu jadi perhatian karena penjualan sebelum jatuh tempo hanya bisa lewat pasar sekunder. Di pasar sekunder, penjualan tergantung pada ada yang mau beli atau tidak.
Jadi, ORI ini lebih cocok untuk dipegang sampai jatuh tempo. Kurang tepat jika dicairkan sebelum jatuh tempo.
(b) Keamanan
Karena diterbitkan pemerintah, ORI boleh dikatakan sangat aman. Kecil sekali kemungkinan pemerintah tidak membayar kewajibannya.
Namun, yang berbeda dengan deposito adalah deposito dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). ORI tidak dijamin oleh LPS.
Tidak adanya jaminan LPS membuat ada resiko jika seandainya Pemerintah tidak membayar bunga obligasi. Meskipun kemungkinan itu kecil sekali.
3. Obligasi Perusahaan
Perusahaan pun ikut menerbitkan obligasi untuk mendanai bisnis mereka. Bunga yang ditawarkan obligasi perusahaan lebih tinggi dibandingkan ORI.
Bunga obligasi perusahaan mencapai rata – rata 5% sd 10% setahun.
(a) Cara Beli
Pembelian obligasi perusahaan sekarang cukup mudah. Kita bisa masuk aplikasi mobile banking, disana menyediakan fitur jual beli obligasi perusahaan. Pembayaran untuk pembelian bisa langsung debit dari rekening.
Sama dengan ORI, pembeli obligasi perusahaan akan menerima pembayaran bunga secara rutin setiap bulan dan pokok di akhir periode.
(b) Minimum Investasi
Bedanya dengan ORI adalah soal minimum investasi. Obligasi perusahaan menetapkan minimum investasi sekitar Rp 100 juta.
Tingginya minimum investasi obligasi perusahaan membuat tidak banyak orang punya kesempatan untuk membeli jenis obligasi ini.
(c) Keamanan
Bagaimana soal keamanan?
Sangat tergantung pada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Kalau beli obligasi perusahaan blue-chip seperti Astra atau BUMN, tingkat keamanannya sangat tinggi.
Investor juga bisa melihat rating obligasi yang dikeluarkan oleh Lembaga Rating seperti Pefindo. Rating dikeluarkan berdasarkan analisis kinerja perusahaan yang menerbitkan obligasi, apakah bisa menyelesaikan kewajiban pembayaran.
Tapi, kita juga tahu bahwa ada beberapa perusahaan yang gagal bayar obligasi. Perusahaan ini mengaku default dan tidak bisa membayar bunga serta pokok pinjaman.
Meskipun bunga obligasi perusahaan lebih tinggi dari ORI, tetapi pemilihan perusahaan sangat penting. Pastikan memilih perusahaan dengan rating tinggi.
(d) Likuiditas
Hal lain yang juga penting adalah soal likuiditas. Tidak mudah mencairkan obligasi sebelum jatuh tempo.
Di break sebelum jatuh tempo bisa, tetapi obligasi harus dijual lewat pasar sekunder.
Penjualan di pasar sekunder harus melewati broker, yaitu bank tempat kita beli obligasi tersebut. Harganya tergantung kondisi pasar saat dijual dan tidak ada jaminan langsung terjual, harus menunggu pembeli yang mau membelinya.
4. Reksadana Pasar Uang
Di dalam investasi ORI dan Obligasi Perusahaan, kita memilih sendiri instrumennya. Pilih obligasi dan proses jual beli kita jalankan sendiri.
Bagaimana jika ada pihak yang bisa membantu kita memilih instrumen? Itu yang terjadi di Reksadana.
Dalam Reksadana terdapat Manajer Investasi yang bertugas mengelola investasi kita. Mereka akan memilih obligasi dan melakukan proses jual beli.
Keuntungan dengan Reksadana, pertama, jelas, kita tidak perlu repot mengurusi proses investasi. Manajer Investasi yang akan melakukannya untuk kita.
Buat mereka yang belum punya pengalaman investasi, Reksadana sangat membantu. Bisa masuk ke berbagai instrumen, tanpa harus punya skill dan expertise di bidang keuangan.
Keuntungan lain adalah minimum investasi di Reksadana sangat terjangkau. Bisa mulai dari Rp 500 ribu.
Berbeda dengan ORI yang Rp 1 juta atau obligasi perusahaan yang Rp 100 juta. Di Reksadana karena merupakan kumpulan investasi, minimum investasi bisa ditekan menjadi rendah.
Selain itu, penjualan atau pencairan lebih mudah dilakukan di Reksadana. Manajer Investasi punya kewajiban membeli atau mencairkan permohonan penjualan Reksadana dari pemegang unit.
Pemegang unit Reksa Dana bisa kapan saja mencairkan investasinya. Manajer Investasi harus siap menampung penjualan tersebut.
Sementara di ORI atau Obligasi Perusahan, pencairan tidak bisa dilakukan secara cepat karena harus dijual di pasar sekunder, yang bisa ada atau bisa tidak ada pembeli. Mekanismenya jual beli biasa, tidak ada kewajiban pembelian seperti di Reksadana.
Bagaimana soal keamanan investasi di Reksadana?
Tergantung pada jenis Reksadana yang dipilih. Masing – masing punya tingkat resiko berbeda, tergantung pada instrumen investasi yang dipilih oleh Reksadana tersebut.
Reksadana Pasar Uang adalah jenis yang bisa dikatakan setara resikonya dengan deposito. Namun, menjanjikan return lebih tinggi dari deposito.
Reksadana ini menempatkan dana di instrumen pasar uang seperti deposito, obligasi dan surat berharga. Karena dananya besar, Reksadana bisa mendapatkan bunga deposito lebih tinggi dibandingkan kita yang investor ritel.
Saya cek ke beberapa Reksadana Pasar Uang dan mereka rata – rata memberikan return 3% sd 5% setahun.
5. Reksadana Pendapatan Tetap
Return Reksadana Pasar Uang tidak jauh berbeda dengan Deposito. Bagaimana kalau membutuhkan jenis Reksadana lain yang relatif aman tapi menawarkan return lebih baik.
Alternatifnya adalah Reksadana Pendapatan Tetap. Ini jenis yang menanamkan investasinya di obligasi dan surat hutang.
Bunga yang ditawarkan oleh Reksadana Pendapatan Tetap mencapai 5% sd 11% setahun. Cukup menarik dengan return setinggi ini.
Bagaimana keamanannya?
Tergantung pada isi instrumen dalam Reksadana Pendapatan Tetap tersebut. Ada yang sangat aman, tetapi ada juga yang relatif beresiko.
Cek dulu isi Reksadana Pendapatan Tetap, apa tujuannya dan bagaimana resikonya. Lihat juga bagaimana kinerjanya selama ini.
Informasi dan datanya bisa diperoleh dari fund-fact sheet dan prospektus. Tersedia gratis di tempat kita akan beli Reksadana.
Biasanya sebelum membeli, kita wajib membuat pernyataan bahwa sudah membaca prospektus dan fund-fact sheet.
Salah satu cara supaya aman adalah pilih Reksadana Pendapatan Tetap yang menaruh uangnya di obligasi pemerintah. Resikonya akan rendah.
Pemerintah kecil sekali kemungkinannya akan default terhadap kewajiban membayar obligasi.
Review Perbandingan
Saya membuat perbandingan plus dan minus dari kelima instrumen ini dibandingkan dengan deposito.
Ringkasannya bisa dilihat dalam tabel dibawah ini:
Instrumen | Bunga | Plus | Minus |
---|---|---|---|
Deposito | 3.5 – 4% | Aman Dijamin LPS |
Bunga Sangat Rendah |
Tabungan Rencana |
3.5 – 4% | Aman Dijamin LPS |
Bunga > Deposito |
ORI | 7 – 8% | Aman Bunga > Deposito |
Hanya Bisa Dibeli Saat Penawaran Min 5 juta Sulit Dicairkan Sblm Jatuh Tempo |
Obligasi Perusahaan |
8 – 10% | Bunga > Deposito |
Tidak Dijamin LPS Default Perusahaan Min 100 juta Sulit Dicairkan Sblm Jatuh Tempo |
Reksadana Pasar Uang |
3 – 5% | 100 ribu Dikelola MI Mudah Dicairkan |
Resiko Rendah Tidak Dijamin LPS Bunga |
Reksadana Pendapatan Tetap |
5 – 11% | Bunga Tinggi 100 ribu Dikelola MI Mudah Dicairkan |
Tidak Dijamin LPS Resiko Sedang Jangka Menengah |
Bisa dilihat bahwa alternatif pilihan instrumen selain deposito punya plus dan minus sendiri – sendiri
Cara yang paling dianjurkan oleh perencana keuangan adalah kita terlebih dahulu menentukan Tujuan Keuangan, lalu setelah itu memilih instrumen keuangan yang paling cocok untuk mencapai tujuan tersebut..
Buat saya, ORI adalah pilihan instrumen yang aman dan bunganya tinggi.
Tetapi yang perlu dicermati adalah likuiditas ORI yang tidak mudah dicairkan sebelum jatuh tempo.
Berbeda dengan Reksadana yang bisa dijual setiap saat dengan mudah. Pembeli ORI harus siap memegang investasi sampai jatuh tempo, sekitar 3 sd 5 tahun.
Solusi yang bisa dilakukan adalah beli Reksadana Pendapatan Tetap yang isinya obligasi pemerintah. Jadi bisa sekaligus mendapatkan keamanan dan kenaikan bunga obligasi pemerintah, serta masih bisa menikmati likuiditas reksadana.
Pengalaman Beli Reksadana
Kebetulan saya nasabah Bank CIMB Niaga dan saat itu sedang ada promo investasi Reksadana secara online lewat aplikasi mobile banking CIMB Niaga.
CIMB Niaga punya aplikasi mobile banking, namanya Octo Clicks, dan di dalam aplikasi tersebut nasabah bisa melakukan investasi, yang salah satu pilihannya adalah Reksadana.
Adanya pilihan ini menarik karena proses jual beli Reksadana menjadi mudah. Integrasi dengan mobile banking membuat beli tinggal transfer dari rekening bank dan kalau jual uangnya langsung masuk rekening.
1. Daftar
Perlu mengunduh aplikasi mobile banking Octo Clicks CIMB Niaga sebagai langkah paling awal karena pembelian Reksadana dilakukan dari aplikasi tersebut. Nasabah tabungan CIMB otomatis bisa mendaftar di Octo Clicks.
Di samping aplikasi di ponsel, OctoClicks juga tersedia di website. Website bisa diakses lewat PC atau laptop, disamping ponsel.
Jika sudah memiliki akses, nasabah bisa masuk ke lewat aplikasi atau website, dan nanti salah satu pilihannya adalah ‘Investasi’. Dalam investasi terdapat pilihan Reksadana.
2. Pilih Reksadana
Tahap selanjutnya adalah memilih Reksadana. Setelah memilih investasi Reksadana di aplikasi akan muncul beberapa pilihan jenis Reksadana, yaitu:
- Saham. Alokasi dana minimum 80% pada instrumen saham. Sesuai untuk Nasabah dengan tujuan investasi jangka panjang (diatas 5 tahun).
- Pendapatan Tetap. Alokasi dana minimum 80% pada instrumen obligasi. Sesuai untuk nasabah dengan tujuan investasi jangka menengah (1-3 tahun).
- Campuran. Alokasi dana maksimal 79% untuk masing-masing instrumen pasar uang, obligasi, atau saham.
- Pasar Uang. Alokasi dana 100% pada instrumen pasar uang dengan potensi hasil yang relatif stabil dan likuid.
- Indeks. Bertujuan mendapatkan hasil investasi mengikuti performa indeks acuannya.
Saya pilih ‘Pendapatan Tetap’, lalu muncul semua Reksadana Pendapatan Tetap yang bisa dibeli melalui aplikasi OctoClicks CIMB Niaga.
3. Review
List Produk Reksa Dana untuk jenis Pendapatan Tetap akan ditampilkan dengan masing – masing Manajer Investasi beserta informasi return 1 bulan, 1 tahun, Year To Date (YTD). Di dalam list tersebut, saya bisa menyortir berdasarkan Manajer Investasi, Mata Uang (IDR atau US$%), dan berdasarkan profil risiko.
Di masing – masing Reksadana terdapat tombol ‘Daftar’, yang jika diklik akan memulai proses pembelian. Tapi sebelum membeli saran saya lakukan review dengan komprehensif, agar pilihan Reksadana yang dibeli sesuai dengan tujuan keuangan.
Bagaimana mereview Reksadana?
Dua dokumen penting yang perlu dibaca, yaitu Prospektus dan Fund Fact-Sheet.
- Prospektus adalah dokumen yang menguraikan secara lengkap soal Reksadana. Mulai dari legalitas, Manajer Investasi, instrumen yang dipilih, hingga resiko berinvestasi di Reksadana.
- Fund Facts Sheet. Dokumen ini menjelaskan secara lengkap kinerja Reksadana terkini. Mulai dari berapa return per bulan, 1 tahun, sejak mulai, serta instrumen investasi yang dibeli oleh Reksadana.
Kedua dokumen ini harus dibaca untuk bisa memilih Reksadana yang tepat, sesuai dengan tujuan keuangan yang hendak dicapai dan tingkat resiko yang ingin diambil. Bisa mencari di Google atau YouTube berbagai panduan bagaimana mengevaluasi kinerja Reksadana berdasarkan informasi dari Prospektus dan Fund Fact-Sheet.
Jangan terburu – buru membeli Reksadana, sebelum membaca kedua dokumen. Pastikan ketika membeli sudah yakin atas Reksadana yang akan dibeli.
3. Proses Jual Beli Reksadana
Cara melakukan beli jual Reksadana di Aplikasi CIMB Niaga.
1. Buka Akun
Unduh aplikasi OctoClicks CIMB Niaga yang menyediakan fasilitas jual beli Reksadana.

2. Pilih Beli Reksadana
Dari menu, pilih Beli Reksadana yang tersedia dalam aplikasi mobile Banking CIMB Niaga.

3. Pilihan Kategori
Bisa melihat pilihan kategori jenis Reksadana. Ada Reksadana Saham, Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Campuran dan Indeks.

4. Kinerja Produk Reksadana
Kinerja perbandingan return berbagai produk Reksadana untuk masing – masing kategori. Informasi yang penting untuk membandingkan Reksadana.

5. Dokumen Wajib Reksadana
Sejumlah dokumen terkait Reksadana yang penting dan harus dibaca dalam aplikasi, yaitu Prospektus, Fund Fact-Sheet. Investor wajib baca ini.

6. Fund Fact-Sheet Manajer Investasi
Fund Fact-Sheet bisa dibaca di aplikasi, yang berisi kinerja dan strategi Reksadana. Untuk mengetahui bagus tidaknya Reksadana bisa dievaluasi dari informasi di Fund Fact-Sheet.

7. Beli Reksadana
Masukkan data – data untuk melakukan pembelian di Reksadana yang sudah dipilih. Dana diambil dari Rekening tabungan dalam aplikasi mobile banking.

8. Laporan Investasi Reksadana
Bisa cek nilai investasi Reksadana setiap saat di aplikasi.

9. Jual Reksadana
Jual Reksadana di aplikasi.

4. Evaluasi Kinerja
Manajer Investasi setiap hari kerja akan menghitung total nilai Reksadana berdasarkan harga pasar saat itu dan membagi nilai Reksadana tersebut dengan jumlah unit yang beredar untuk mendapatkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau nilai per unit Reksadana.
NAB Reksadana dikalikan dengan jumlah unit yang investor miliki adalah nilai portofolio Reksadana saat ini. Karena NAB berubah – ubah tiap hari, tergantung nilai pasar instrumen, maka nilai investasi Reksadana akan ikut berubah.
Cara melakukan evaluasi kinerja Reksadana adalah membandingkan NAB Reksadana setiap melakukan membeli dengan nilai NAB Reksadana saat ini. Kenaikan dan penurunan nilai investasi Reksadana akan tercermin dari perbedaan keduanya.
Tentu saja, return ini adalah unrealized return, yang belum terealisasi karena saya belum melakukan penjualan Reksadana. Kalau dijual, baru keuntungan bisa terealisasi.
Kesimpulan
Deposito adalah pilihan mayoritas banyak orang di Indonesia untuk menyimpan uang. Masalahnya, bunga deposito kecil, bahkan bisa minus karena lebih kecil atau sama, dengan inflasi.
Apa alternatif instrumen dari deposito? Kami menawarkan 5 pilihan lain, yaitu: tabungan rencana, obligasi pemerintah, obligasi perusahaan, reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap.
Semoga bermanfaat!