Beda Reksadana vs Emas, Mana Investasi Terbaik

Pilih mana, reksadana atau emas, sebagai investasi ? Kita akan kulik perbedaan keduanya. Apa keunggulan dan kelemahan masing – masing produk investasi ini. Pastikan pilih investasi yang paling sesuai dengan tujuan keuangan.

Reksadana merupakan instrumen investasi yang banyak digunakan belakangan ini karena menarik terutama buat para milenial. Sedangkan, Emas adalah instrumen investasi yang sudah lama sekali dikenal, usianya sudah ratusan tahun, menawarkan stabilitas dan keamanan.

Meskipun emas buat banyak orang dianggap aman dan bisa dimanfaatkan untuk banyak hal serta gampang dijual dengan nilai harga emas yang stabil, namun orang perlu membandingkan dengan Reksadana yang menawarkan portfolio investasi di berbagai instrumen, dengan potensi return lebih tinggi dan juga mudah dijual saat dibutuhkan.

Tentu saja, menarik untuk membandingkan Reksadana dengan Emas. Melihat apa perbedaannya.

1. Return Keuntungan

Return emas lebih kecil dibandingkan Reksadana. Kita bisa lihat dari trend harga emas dari tahun ke tahun, yang kenaikannya relatif kecil.

Return Reksadana lebih tinggi dan banyak jenisnya. Mulai dari yang return paling tinggi, yaitu saham, sampai yang return paling rendah, yaitu pasar uang.

Dibandingkan return reksadana pasar uang sekalipun, masih lebih tinggi dibandingkan keuntungan di emas. Apalagi return emas dibandingkan  reksadana saham, pendapatan tetap dan campuran.

2. Resiko

Resiko Reksadana lebih tinggi dibandingkan emas, meskipun ini masih tergantung pada jenis Reksadana. Yang paling beresiko adalah Reksadana Saham, lalu yang paling rendah resikonya adalah Reksadana Pasar Uang.

Resiko emas lebih rendah dibandingkan Reksadana, secara umum. Kita bisa lihat dengan membandingkan fluktuasi return di Reksadana dengan Emas.

Harga emas dalam kondisi tertentu akan turun, tetapi jarang turun drastis. Fluktuasinya relatif kecil.

Ini tentu saja sangat berbeda dengan resiko di Reksadana Saham atau Reksadana Campuran, yang cenderung berfluktuasi setiap waktu. 

Bahkan dibandingkan dengan Reksadana Pasar Uang sekalipun, harga emas lebih stabil. Karena return emas yang lebih stabil, resikonya menjadi lebih rendah.

3. Likuiditas

Likuiditas emas dan reksadana punya tingkat kemudahan yang sama bagusnya. Dua – duanya mudah dijual.

Likuiditas  bicara soal mudah dan cepat tidaknya kita bisa menjual instrumen investasi. Semakin cepat, mudah, berarti semakin likuid instrumen tersebut.

Namun, cara dan mekanisme penjualan kedua instrumen ini berbeda.

Emas dijual di toko emas atau ke tempat kita beli emas dulu. Hampir bisa dipastikan, toko akan membeli kembali.

Tinggal harga jual emas saja, yang bisa lebih mahal atau lebih murah, dibandingkan saat beli dulu.

Reksadana dijual ke Manajer Investasi. Dan sesuai Peraturan OJK, Manajer Investasi wajib membeli kembali Reksadana yang dijual oleh investor.

Jadi, tingkat kepastian penjualan Reksadana itu sangat tinggi. Bisa dipastikan investor bisa menjual dan menerima uangnya.

Hanya saja, ada perbedaan antara emas dan reksadana, dalam hal kapan menerima uang hasil penjualan.

Hasil penjualan di emas diterima saat itu juga. Boleh dibilang cash and carry. Tidak ada jeda waktu.

Hasil penjualan di reksadana tidak diterima saat itu. Ada jeda beberapa sampai uang masuk ke rekening. Ini karena ada proses settlement di Manajer Investasi untuk memproses penjualan Reksadana.

Jeda waktu di Reksadana bisa berbeda – beda, tergantung jenis Reksadana. Umumnya, T+3, uang masuk ke rekening penjual.

Karena itu dari sisi likuiditas soal kecepatan pencairan, emas lebih baik dibandingkan Reksadana.

4. Keamanan

Masalah keamanan emas adalah adanya resiko hilang dan dipalsukan. Kedua resiko ini kerap terjadi.

Meskipun saat ini sudah tersedia emas dalam bentuk digital tapi tetap saja resiko ini muncul saat emas dicetak. Resiko dipalsukan berkurang tetapi resiko hilang tetap ada.

Sedangkan, keamanan reksadana lebih baik karena tidak punya resiko dipalsukan atau hilang karena merupakan paper asset.

Namun, reksadana punya resiko bahwa Manajer Investasi dicabut izinnya atau melanggar ketentuan dari OJK. Akibatnya, nasabah tidak bisa mencairkan investasinya.

Pernah pula kejadian bahwa Manajer Investasi mengelola dengan tidak hati hati sehingga return Reksadana anjlok dan investor kehilangan nilai investasinya dalam jumlah besar.

Jadi, dalam soal keamanan, emas dan reksadana punya masalahnya sendiri.

5. Diversifikasi

Diversifikasi di Reksadana jelas lebih baik dibandingkan emas. Reksadana memang dibuat untuk tujuan diversifikasi investasi.

Reksadana dikelola Manajer Investasi yang menempatkan dana ke berbagai instrumen. Tidak hanya satu instrumen.

Misalnya, dalam Reksadana Saham, investasi dilakukan ke portofolio terdiri dari banyak saham. Tidak hanya satu atau dua saham saja.

Begitu pula dengan Reksadana Pasar Uang. Ada berbagai instrumen pasar uang yang diinvestasikan Manajer Investasi.

Sementara, tidak ada diversifikasi di emas karena emas hanya satu komoditi.

Tidak ada diversifikasi di Emas. Harganya anjlok, langsung kena imbas.

Kita tidak bisa melakukan diversifikasi di emas.

6. Minimum Investasi

Minimum investasi di Reksadana, saat ini, sudah sangat terjangkau, terutama sejak munculnya aplikasi jual beli Reksadana online. Di salah satu aplikasi, kami ketemu minimum investasi Reksadana hanya Rp 10 ribu.

Sementara, emas sekarang sudah juga punya minimum investasi yang terjangkau sejak adanya emas digital.

Dulu beli emas memang cukup mahal karena minimum 1 gram. Harganya saat ini sekitar Rp 800 ribuan.

Tapi seiring kemajuan teknologi, sekarang, emas bisa dibeli secara fraksi. Dalam pecahan harga yang kecil.

Contohnya, kami pernah beli emas senilai Rp 5 ribu di Tokopedia emas. Bisa dengan nilai sekecil itu.

Tapi, emas sekecil itu tidak bisa dicetak. Harus dikumpulkan sampai jumlah tertentu, misalnya, 1 gram, baru emas bisa dicetak dan diambil fisiknya.

Jadi, dari sisi minimum investasi, emas dan reksadana  sama sama terjangkau. Tidak butuh dana besar untuk memulai investasi di kedua instrumen ini.

7. Penyimpanan

Reksadana tidak perlu penyimpanan karena semuanya paper asset. Adanya di dokumen kertas, bukan investasi fisik.

Karena tidak perlu penyimpanan fisik, investor tidak perlu keluar biaya tambahan untuk menyimpan. Di Reksadana, penyimpanan sudah aman.

Sementara Emas membutuhkan tempat penyimpanan khusus. Dan penyimpanan emas harus dilakukan ekstra hati – hati karena merupakan barang berharga.

Butuh biaya tambahan untuk menyimpan emas secara aman. Biasanya ditempatkan dengan sewa Safe Deposit Box di kantor bank.

Memang, belakangan ini muncul fitur emas logam mulia yang bisa dibeli secara online. Yang mana setelah beli, emas tidak perlu disimpan karena masih berbentuk catatan di sistem.

Nanti, kalau emas sudah dicetak dalam bentuk logam mulia, baru perlu memikirkan tempat penyimpanan.

8. Pengenalan Produk

Emas, jelas, lebih dikenal karena memang sudah sejak lama ada. Investasi di produk emas sendiri cukup simpel, tinggal beli dan jual.

Orang sudah sangat paham dengan investasi di emas. Tidak perlu banyak belajar lagi.

Sementara itu, investasi Reksadana masih baru. Banyak orang yang belum paham apa itu Reksadana. 

Perlu upaya mempelajari Reksadana, cara kerjanya, lalu instrumen- instrumen di dalamnya, seperti saham, obligasi, pasar uang. 

Memang, ada Manajer Investasi di Reksadana yang akan mengelola dana masyarakat yang ditempatkan. Namun, sebagai pemilik uang, pasti harus tetap memahami apa itu Reksadana.

Ada pepatah, tak kenal maka tak sayang. Bagaimana bisa berinvestasi kalau belum paham.

Jadi, dalam soal pengenalan produk, emas jelas lebih unggul dari Reksadana. Orang sangat lebih familiar dengan emas daripada Reksadana.

Ringkasan Perbedaan Emas vs Reksadana 

Kita sampai pada rangkuman keunggulan dan kelemahan emas dan reksadana sebagai instrumen investasi.

Fitur Emas Reksadana
Return Emas Lebih Rendah dibandingkan Reksadana Reksadana lebih tinggi dari Emas, apalagi jenis Reksadana Saham dan Campuran
Resiko Resiko emas lebih rendah karena harga stabil. Resiko Reksadana lebih tinggi dari emas karena fluktuasi instrumen yang dibeli Reksadana
Likuiditas Emas sangat baik karena cash and carry. Jual hari ini, uang langsung diterima Reksadana pasti bisa dijual tetapi ada jeda waktu settlement 3 sd 5 hari sampai uang masuk rekening
Keamanan Emas punya resiko hilang dan pemalsuan. Butuh biaya tambahan untuk tempat penyimpanan yang aman, seperti di SDB. Reksadana tidak hilang atau palsu karena paper asset, tetapi ada resiko penyalahgunaan oleh Manajer Investasi yang membuat nilai Reksadana bisa anjlok
Diversifikasi Emas tidak bisa didiversifikasi. Investasi di satu komoditi.  Reksadana unggul dalam hal diversifikasi karena isi portfolio bermacam – macam.
Minimum 
Investasi
Beli emas sangat terjangkau. Beli emas sekarang bisa 5 ribuan emas digital, seperti Tokopedia emas. Beli Reksadana sangat terjangkau bisa dari Rp 10 ribu di aplikasi investasi online, seperti Bibit, Bareksa, TanamDuit
Penyimpanan Emas fisik harus disimpan secara aman. Tapi sekarang muncul emas digital yang tidak perlu disimpan. Reksadana tidak perlu disimpan karena paper-asset.
Pengenalan 
Produk
Emas adalah produk investasi yang simpel, sederhana dan sudah dikenal banyak orang sejak dulu.Tidak butuh penjelasan lagi soal cara dan bagaimana investasi di emas. Reksadana adalah produk investasi yang banyak orang belum paham. Orang perlu belajar soal apa itu, mekanisme di dalamnya. Jadi, Reksadana bukan produk yang dikenal banyak orang.

Dari perbandingan ini, kita bisa melihat bahwa tidak ada satu produk investasi yang unggul semuanya. Emas tidak hanya punya keunggulan, tetapi juga kelemahan. Demikian juga hal yang sama dengan Reksadana.

Tugas kita menentukan instrumen mana yang paling cocok, paling pas, untuk mewujudkan tujuan keuangan yang kita miliki. Bagaimanapun juga, kita membeli instrumen investasi untuk mencapai tujuan keuangan.

Kami selalu ingat, ucapan perencana keuangan Ligwina Hananto, “Tujuan Lo Apa”.

Originally posted 1970-01-01 00:00:00.