Investasi kripto menjanjikan keuntungan yang sangat menarik. Banyak pemula yang masuk dan terjun ke cryptocurrency.
Tapi, resiko investasi kripto tidak kecil. Banyak yang rugi bukan hanya karena anjloknya harga kripto di pasar tetapi juga karena bangkrutnya sejumlah lembaga kripto.
Bagaimana tips melakukan investasi kripto yang aman di 2022 ?
Berikut ini cara investasi kripto yang aman untuk pemula:
1. Analisa Tujuan Project Kripto
Apa tujuan proyek tersebut ? Masalah apa yang ingin dipecahkan oleh projek kripto tersebut ?
Koin kripto yang investor akan beli perlu dianalisa use case, ekosistem dan keunggulan dibandingkan projek – projek kripto lainnya. Kenapa proyek ini bagus dan bermanfaat sehingga koinnya layak dibeli.
Contohnya, Bitcoin adalah mata uang kripto generasi 1, yang hanya bisa digunakan sebagai emas digital atau store of value. Use cases Bitcoin relatif masih terbatas.
Ethereum adalah projek kripto, yang dikembangkan sebagai generasi 2, untuk memperbaiki dan memberikan nilai lebih teknologi Blockchain dari Bitcoin, dengan menawarkan smart contract. Smart contract memungkinkan use cases kripto lebih luas, seperti untuk decentralized finance, nft dan gaming.
Cardano adalah projek kripto digadang – gadang generasi 3, yang berupaya lebih baik dari Bitcoin dan Ethereum, dengan menawarkan teknologi smart contract lebih cepat, lebih murah dan lebih hemat energi.
Informasi soal projek kripto bisa dicari saat ini di youtube atau forum Reddit. Hampir selalu ada youtuber atau forum reddit yang membahas projek kripto.
Namun, selain youtube dan reddit, sumber info yang tidak kalah penting, karena otentik dari developer yang punya proyek, adalah Whitepaper.
Apa itu Whitepaper ?
2. Baca Whitepaper
Investor perlu membaca dokumen whitepaper di setiap projek kripto. Ini dokumen yang maha penting.
Whitepaper semacam prospektus kalau di saham. Isinya memaparkan alasan projek dibuat, masalah apa yang dipecahkan dan solusi yang ditawarkan.
Dari whitepaper, investor bisa menilai apakah ini proyek yang dikerjakan dengan serius, menawarkan teknologi inovatif dan prospek di masa depan.
Bisa membandingkan isi whitepaper dengan whitepaper proyek – proyek lain yang sudah sukses. Kita bisa melihat dan membandingkan kedalaman whitepaper tersebut.
Dokumen whitepaper tersedia di situs projek kripto. Bisa diakses secara gratis.
Persoalannya, memang, tidak mudah membaca dan memahami isi Whitepaper. Isinya sangat teknis, khususnya soal teknologi informasi dan komputer.
3. Telisik Founder dan Developer Projek Kripto
Penting melihat siapa founder dari projek ini. Man behind the gun, sangat mempengaruhi keberhasilan suatu proyek.
Kita bisa mengecek pengalaman dan CV founder di LinkedIn. Sudah berapa lama di industri kripto, apa saja pengalaman kerjanya, lulusan sekolah mana dan bagaimana rekam jejaknya.
Kemudian, selain founder, kita perlu melihat tim developernya. Seberapa pengalaman dan besar ukuran tim menunjukkan keseriusan projek ini.
Projek yang tidak serius biasanya bisa terdeteksi dari founder dan developer. Misalnya, pernah kejadian foto founder dan developer yang dipasang di situs dicomot dari foto orang lain.
4. Cek Backing Investor VC
Untuk membangun projek kripto agar berhasil membutuhkan dana yang tidak kecil. Perlu sokongan pendanaan yang kuat berkelanjutan untuk membangun tim dan teknologi yang solid.
Karena itu, kita perlu melihat siapa investor besar yang berada di balik proyek tersebut. Investor yang punya pengalaman luas dalam pengembangan proyek kripto, tentu saja, menjadi nilai plus.
Ada banyak investor dan VC yang memang berkecimpung dalam proyek kripto. Jadi, mereka punya pengalaman dan keahlian dalam mengembangkan proyek kripto.
5. Pelajari Ekosistem Kripto
Maju tidaknya suatu aset kripto ditentukan oleh berkembang tidaknya ekosistem kripto tersebut. Makin banyak developer yang membangun aplikasi di aset kripto, ekosistem akan maju.
Bagaimana proyek tersebut membangun ekosistem. Ekosistem ini penting.
Ekosistem yang bagus akan mendorong adopsi aset kripto yang luas, yang ujungnya membuat permintaan akan asset kripto tersebut meningkat. Harga, jelas, akan dengan sendirinya naik jika permintaan dari adopsi meningkat.
Karena itu, investor wajib menganalisa ekosistem. Caranya adalah:
- Melihat seberapa banyak developer yang sudah ikut mengembangkan proyek tersebut
- Berapa nilai investasi yang sudah ditanamkan dalam proyek tersebut
6. Analisa Tokenomics
Layaknya mata uang, harga aset kripto ditentukan oleh supply dan demand dari mata uang kripto.
Informasi soal peredaran mata uang kripto,termasuk kebijakan di dalamnya, dikenal sebagai Tokenomics.
Kalau mata uang semakin banyak yang dicetak atau di-minting, supply di pasar besar, harga cenderung sulit untuk naik atau malah turun. Sebaliknya, kalau mata uang kripto banyak yang di burn (dikurangi supply – nya), harga akan stabil atau naik karena supply berkurang.
Beberapa hal yang investor perlu perhatikan dan cermati soal Tokenomics adalah berikut:
a. Total Supply
Jumlah mata uang kripto yang beredar. Ada dua jenis supply:
- Supply uang kripto dibatasi. Misalnya, jumlah Bitcoin maksimum 21 juta.
- Supply uang kripto tidak dibatasi. Misalnya di Ethereum.
Supply uang kripto ini terkait dengan circulating supply.
b. Circulating Supply
Circulating supply menunjukkan berapa uang yang sudah beredar di pasar dari total supply. Kok bisa ?
Jadi di kripto tidak semua mata uang sudah dicetak. Ada yang sudah direncanakan tapi belum di cetak.
Kalau circulating supply relatif kecil dibandingkan total supply, investor perlu cermat. Karena itu artinya masih akan ada tambahan supply mata uang di masa depan.
7. Partisipasi di Komunitas
Komunitas punya peran krusial dalam perkembangan aset kripto.
Aset kripto merupakan open-source system yang terdesentralisasi, menggunakan teknologi blockchain. Dalam sistem semacam ini, komunitas menjadi faktor penting.
Komunitas menyebarkan informasi mengenai projek tersebut. Karena informasi dibagi oleh komunitas, banyak orang lebih tertarik untuk mendengar, dianggap lebih objektif, dibandingkan informasi dari channel resmi.
Di saat isu negatif datang dan harga kripto jatuh, komunitas berperan penting untuk menahan kejatuhan dengan saling berbagi info dan menepis berita negatif.
Selain itu, komunitas yang aktif tercermin pula di besarnya koin kripto yang di staking. Staking adalah bagian dari mekanisme konsensus proof of stake di blockchain.
Semakin tinggi jumlah staking, harga koin akan relatif lebih stabil. Karena staking membuat koin disimpan dan tidak di trading kan.
8. Diversifikasi Investasi
Meskipun segala cara sudah kita lakukan untuk memitigasi risiko di kripto, tetapi investasi di jenis aset ini tetap tinggi.
Hal ini karena berbagai resiko yang investor kripto hadapi, yaitu:
- Market Risk. Fluktuasi harga kripto yang sangat volatile, sehari bisa naik turun 1% sd 5%
- Investasi baru. Usia kripto yang masih baru, kurang 1 dekade, membuat banyak projek masih di tahap awal pembangunan.
- Kurangnya perlindungan konsumen dari regulator. Karena sifat kripto yang terdesentralisasi membuat hampir tidak ada perlindungan dari regulator di investasi kripto
Untuk memitigasi risiko ini, diversifikasi portofolio adalah wajib dilakukan.
Diversifikasi portofolio adalah langkah yang harus dilakukan. Ini sudah jadi patokan bahwa jangan menaruh semua uang di satu instrumen, apalagi yang risikonya sangat tinggi.
Bentuk kehati – hatian kita adalah dengan tidak menaruh semua uang di Bitcoin atau aset kripto lainnya. Taruh sebesar yang kita sanggup untuk kehilangan.
Istilahnya, taruh ‘uang dingin’ di Bitcoin. Siap untuk kehilangan uang ini.
Diversifikasi bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Aset Kripto Lainnya
Aset kripto itu tidak hanya Bitcoin saja. Yang terbesar, memang Bitcoin saat ini, tetapi di luar itu banyak aset kripto lainnya yang sedang tumbuh dan berkembang.
Terdapat ratusan aset kripto lainnya. Menariknya, masing – masing aset kripto punya karakteristik dan proyek yang berbeda – beda.
Kita bisa melakukan diversifikasi across aset kripto lainnya. Tentu saja, kita harus memastikan bahwa aset kripto tersebut tidak punya korelasi yang tinggi dengan Bitcoin.
2. Aset Lainnya, Diluar Kripto
Kita melakukan diversifikasi ke instrumen keuangan lainnya diluar aset kripto. Misalnya, saham, reksadana atau P2P.
Bagusnya, kebanyakan instrumen keuangan tidak punya korelasi yang kuat dengan Bitcoin. Hal ini membuat diversifikasi akan lebih efektif.
9. Diversifikasi Exchange
Proses transaksi Bitcoin dilakukan lewat exchange. Exchange punya peran sentral untuk menyimpan Bitcoin yang kita miliki.
Jual beli aset kripto sebaiknya tidak hanya lewat satu exchange, tetapi di beberapa exchange. Hal ini untuk melindungi jika yang satu ada masalah, masih ada exchange yang lain.
Banyaknya kasus exchange yang kebobolan mengingatkan kita bahwa meskipun sudah banyak tindakan untuk menjaga keamanan exchange dari serangan hacker, tetapi tetap saja terjadi kasus – kasus pembobolan.
Di Indonesia, Bappebti sebagai regulator perdagangan kripto, sudah mengeluarkan izin ke-13 exchange kripto. Investor punya banyak pilihan exchange kripto di Indonesia.
Di luar negeri, exchange kripto juga banyak tersedia. Namun, kita harus pastikan bahwa mereka adalah lembaga yang legit dan punya izin yang jelas.
Salah satu cara melihat apakah exchange itu populer, banyak membernya atau tidak, adalah dengan melihat berdasarkan jumlah transaksi yang dilakukan. Data ini penting karena semakin banyak transaksinya, semakin likuid pasarnya, harga bisa semakin bersaing.
Persoalannya di Indonesia belum ada lembaga, yang menyediakan data statistik transaksi di setiap exchange tersebut. Datanya yang saat ini tersedia hanya dari luar, di situs coinmarketcap.com
Coinmarketcap ranks and scores exchanges based on traffic, liquidity, trading volumes, and confidence in the legitimacy of trading volumes reported.
Menurut CoinMarketCap, ranking exchange di Indonesia saat ini (Jan 2021) adalah: Indodax, TokoCrypto, dan Luno.
10. Pastikan Legalitas dan izin Exchange Kripto
Saya lebih suka yang punya legalitas dan teregulasi di Indonesia, dalam hal ini di bawah Bappebti. Alasannya simpel, kalau terjadi apa – apa, konsumen mudah untuk komplain ke kantornya.
Berbeda misalnya kalau exchange di luar negeri, apalagi belum teregulasi resmi di otoritas Indonesia, yang jika terjadi sesuatu, konsumen akan sulit melakukan komplain atau pengaduan.
Perusahaan yang resmi terdaftar di Bappebti juga sudah memenuhi ketentuan regulator dan punya modal cukup. Peraturan Bappebti menetapkan bahwa modal minimum untuk perusahaan terdaftar sebagai pedagang aset kripto adalah Rp 100 Miliar dan untuk berizin Rp 1 Triliun.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, faktor utama buat exchange adalah soal safety, keamanan. Untuk membangun sistem keamanan digital yang solid butuh modal tidak kecil.
Akan sangat berbahaya jika perusahaan hanya punya modal kecil. Akibatnya, kemampuan perusahaan membangun sistem keamanan yang solid secara berkelanjutan menjadi terbatas.
Contohnya, di luar negeri, beberapa exchange yang kebobolan siap mengganti kerugian konsumen yang aset kripto miliknya dicuri. Untuk bisa melakukan penggantian ini, exchange butuh modal yang kuat.
Sementara, perusahaan kecil dengan modal terbatas, biasanya tidak sanggup melakukan penggantian. Jangankan mengganti rugi, menciptakan infrastruktur keamanan yang solid juga tidak mudah.
Perlu diperhatikan juga bahwa saat ini di Indonesia belum ada asuransi atau dana perlindungan konsumen dalam perdagangan kripto. Jadi, jika terjadi pencurian aset kripto, nasabah hanya bisa tergantung pada perusahaan exchange.
Pastikan bahwa exchange melakukan proses verifikasi dan KYC yang ketat dan disiplin. Tujuannya untuk memastikan bahwa user atau investor yang masuk ke dalam exchange adalah pihak yang punya identitas jelas dan bisa dilacak jika terjadi sesuatu.
Disamping itu, proses KYC akan memastikan bahwa AML – Anti Money Laundering berjalan dengan baik. Penggunaan aset kripto untuk kepentingan cuci uang bisa diminimalisir.
11. Proteksi Keamanan di Exchange
Penggunaan 2FA ( Two Factor Authentication ) untuk mengakses akun dimana user harus melakukan verifikasi identitas sebanyak 2 kali. Tidak hanya wajib tahu email dan password, tetapi akses di ponsel.
Cara ini memastikan bahwa setiap transaksi ditandatangani serta divalidasi oleh pemilik akun.
Disamping itu, yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana exchange mengelola wallet mereka. Wallet adalah ‘dompet’ tempat menyimpan aset kripto.
Ketika beli bitcoin, kita tentu saja tidak bisa membawa pulang fisik koin tersebut karena ini adalah aset digital. Tempat penyimpanannya adalah di wallet, yang bisa terdapat di exchange atau bisa dikelola sendiri.
Umumnya, investor ritel yang punya bitcoin dalam jumlah kecil, menyimpan di exchange. Mempercayakan aset kripto mereka ke exchange.
Keamanan exchange dalam menyimpan kripto menjadi sangat penting. Banyak kasus pembobolan, hacked, exchange bitcoin menunjukkan betapa krusialnya aspek security dan safety.
12, Punya Wallet Sendiri
Aset kripto yang disimpan di exchange, senantiasa, punya resiko bahwa uang tersebut tidak bisa ditarik karena berbagai alasan.
Sudah banyak contoh dimana uang kripto tidak bisa ditarik karena exchange menghadapi masalah.
Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan investor punya wallet sendiri. Wallet ini kita kendalikan sendiri.
Setelah selesai melakukan transaksi di exchange, mata uang kripto kita kirim ke wallet kita sendiri. Tidak disimpan di exchange.
Jika exchange menghadapi masalah, misalnya suspend withdrawal, uang kripto tetap aman karena sudah disimpan di wallet pribadi.
Originally posted 2022-07-30 00:00:00.