Asuransi jiwa investasi unit-link paling gencar ditawarkan ke masyarakat. Ada yang puas, tapi tidak sedikit yang kecewa dengan unit-link. Untuk menghindari kesalahan membeli produk, calon nasabah sebaiknya mengecek 5 hal sebelum menerima penawaran dari agen penjual asuransi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menaruh perhatian khusus kepada asuransi jiwa investasi unit link. Beberapa bulan lalu, OJK pernah memasang iklan 1/2 halaman di koran terbesar, khusus menyoroti prinsip kehati-hatian dalam membeli produk asuransi jiwa dengan investasi.
Di blog ini pun, kami sering menerima pertanyaan soal bagaimana sebenarnya mekanisme serta cara kerja asuransi jiwa investasi Unit Link. Banyak yang kaget, setelah beberapa tahun berjalan, apa yang dijanjikan agent saat menjual diawal, ternyata tidak sama dengan kenyataannya.
Tidak ada yang salah dengan unit link. Ini adalah inovasi produk yang pasti dibuat karena adanya kebutuhan nasabah.
Yang jadi masalah, jika sales agent asuransi menjual janji yang tidak sesuai dengan spesifikasi produk. Bilangnya, “produk ini tidak ada resikonya”, padahal produk tersebut sangat beresiko. Jika itu terjadi, akibatnya nasabah kecewa, berimbas pada kredibilitas serta kepercayaan masyarakat atas asuransi.
Di lain pihak, asuransi adalah komponen wajib dalam perencanaan keuangan keluarga. Tidak memiliki asuransi jelas membahayakan masa depan keluarga.
Karena itu, yang perlu kita sama-sama pikirkan adalah apa yang perlu dilakukan calon nasabah untuk bisa memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan.
Asuransi Jiwa Unit Link

Kami menilai calon pembeli asuransi perlu sekali mengetahui 5 aspek ketika menerima penawaran sales agent dan akan mengambil asuransi jiwa investasi unit link.
#1 Return Unit Link Tidak Pasti
Di dalam setiap polis atau proposal unit link, kondisi ini pasti ada, bahwa return keuntungan investasi tidak pasti. Karena return tergantung pada performa instrumen investasi yang dipilih.
Bisa untung dan bisa rugi. Bisa habis dan bisa untung besar.
Tidak ada kepastian return.
Saat sales agen memaparkan skenario pengembalian investasi, hal ini perlu dipastikan oleh calon nasabah. Memastikan bahwa agent menjelaskan sesuai dengan ketentuan dalam polis dan proposal.
Yang paling penting adalah tidak ada janji bahwa keuntungan investasi unit link itu pasti. Tidak ada jaminan terhadap return unit link.
Saya menerima banyak pertanyaan dari nasabah asuransi jiwa unit link yang mengalami nilai uang mereka di unit link merosot drastis.
Nilai unit link yang merosot adalah konsekuensi dari kinerja investasi yang turun dan memang begitu cara kerja unit link.
Yang mana resiko investasi ini tidak dipahami dengan benar oleh peserta asuransi unit link saat mengambil produk ini.
#2 Resiko Unit Link Berbeda dengan Tabungan
Karena keuntungan investasi di Unit Link tidak pasti, maka profil resiko asuransi sangat berbeda dengan tabungan.
Calon nasabah kerapkali kurang paham masalah ini, terutama yang membeli asuransi lewat perbankan. Dianggap karena asuransi dijual melalui perbankan, maka resikonya sama dengan tabungan.
Pemerintah menjamin tabungan (melalui Lembaga Penjamin Simpanan) bahwa jumlah yang ditabung nasabah tidak akan hilang. Nasabah menaruh 1 juta, maka apapun kondisinya, uang 1 juta tersebut dijamin kembali.
Sementara, uang nasabah di unit link sangat bisa hilang atau berkurang karena kinerja investasi yang memburuk. Tidak ada jaminan dari pemerintah (seperti Tabungan) terhadap investasi unit link.
Agen penjual harus bisa menjelaskan perbedaan ini antara tabungan dan asuransi investasi. Jika sampai agent bilang bahwa asuransi unit link tidak punya resiko, sama seperti menabung di tabungan, nasabah harus waspada karena pernyataan tersebut tidak benar.
Dalam kondisi pasar bergejelok parah di pertengahan 2020 karena pandemi, dampaknya ke nilai unit-link pasti akan signifikan.
Karena Unit Link terkait dengan kinerja instrumen investasi, sementara kinerja investasi pasti sedang jeblok saat pandemi.
#3 Proteksi Jiwa (Amat) Kecil
Salah satu tujuan utama membeli asuransi adalah mendapatkan proteksi atas resiko meninggal dunia. Asuransi melindungi keluarga dari kemungkinan musibah yang menimpa kepala keluarga.
Berapa jumlah uang pertanggungan menentukan besarnya proteksi jiwa yang disediakan oleh asuransi. Semakin kecil uang pertanggungan, semakin tidak efektif asuransi jiwa dalam memberikan proteksi kepada keluarga.
Karena itu, saat mengambil asuransi, nasabah perlu melihat berapa jumlah uang pertanggungan. Apakah uang pertanggungan mencukupi, pantas atau tidak.
Masalahnya, kerap kali asuransi jiwa investasi unit link memberikan uang pertanggungan yang kecil karena porsi premi harus dibagi dengan investasi. Kondisi ini perlu dibicarakan dengan agent penjual jika dirasa uang pertanggungan tidak memadai.
#4 Bagaimana Jika Investasi Tidak Sesuai Target
Asuransi unit link bergantung pada hasil investasi. Keuntungan investasi digunakan untuk membayar biaya asuransi, mempercepat masa pembayaran premi (cukup bayar 10 tahun karena sisanya di subsidi hasil investasi) dan menyediakan dana yang bisa ditarik nantinya.
Dalam proposal penawaran, agen penjual membuat prediksi investasi yang umumnya sangat optimis. Jarang proposal menampilkan skenario buruk investasi.
Kenyataan di lapangan tidak seindah itu. Kemungkinan hasil investasi memburuk sama besarnya dengan kemungkinan hasil membaik.
Tidak jarang terjadi, berdasarkan data statistik, return investasi negatif. Ini contoh fluktuasi harga investasi unit link di salah satu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia.

Nasabah perlu mengetahui bagaimana jika hasil investasi di unit link tidak sesuai prakiraan di proposal.
Apa konsekuensinya? Apa yang nasabah lakukan menghadapi kondisi ini?
Anda pasti menghadapi nilai unit link yang anjlok dalam saat krisis di April – Mei 2020 saat pandemi melanda Indonesia.
Dalam situasi ini, Anda perlu mengevaluasi kembali kondisi asuransi unit link Anda.
#5 Pilihan Instrument Investasi
Karena asuransi jiwa investasi unit link ditentukan oleh hasil investasi, pilihan instrument investasi menjadi penting dan kritikal. Jenis instrumen yang dipilih menentukan hasil dan resiko investasi.
Pada dasarnya tidak ada instrument investasi yang buruk. Yang ada adalah kesalahan memilih instrument, sehingga tidak cocok dengan tujuan keuangan nasabah.
Oleh sebab itu, calon nasabah perlu mengetahui karakter masing – masing instrumen dan mencocokkan dengan tujuan serta profil keuangan nasabah. Nasabah perlu membahas setiap pilihan jenis instrument dengan agent penjual supaya nasabah mengetahui resiko dan keuntungan masing – masing instrumen.
Kami kerap melihat nasabah memilih instrumen yang keuntungannya paling tinggi karena dianggap paling baik. Sementara, instrument dengan keuntungan paling tinggi memiliki resiko paling besar (hukum high risk high return), yang sebetulnya belum tentu cocok dengan kebutuhan keuangan nasabah tersebut.

Kesimpulan
Kehadiran unit-link mendorong pertumbuhan penjualan asuransi di Indonesia. Kengganan masyarakat atas asuransi karena uangnya yang ‘hangus’ diatasi dengan komponen investasi dalam unit-link yang mengembalikkan premi.
Namun, ada sejumlah karakteristik asuransi investasi unit link yang perlu diketahui oleh calon nasabah. Pemahaman yang baik akan membantu nasabah memilih produk asuransi yang tepat, yang paling cocok dengan kebutuhan keuangan mereka.
Originally posted 2016-11-26 00:00:00.